ALLAH lah YANG MAHA BENAR
Baru-baru ini saya kayak kena prank soal isu Inklusi untuk masyarakat indonesia semartabat. Ketika bahasan soal kepemudaan dan isu sosial jadi benar-benar serius, yang aku pikirkan pertama kali adalah orang-orang yang dilahirkan secara spesial. Katakanlah ada beberapa persen orang didunia ini yang dilahirkan dengan dua kelamin. Dalam islam, hal itu bahkan sudah dituntun, untuk melihat kecenderungan mana nantinya anak ini akan tumbuh. Maka isunya bukan lagi transgender, tapi chosen gender, yang dimana sebuah usaha untuk menerima keadaan yang pasti mengandung berjuta hikmah dari yang Maha Memberikan Takdir.
Dalam islam, hidup manusia sudah tertuntun. Tidak ada setengah lelaki atau setengah wanita. Ya namanya manusia, kalau tidak laki-laki, ya berarti wanita. Jika dihubungkan dengan kasus diatas, jatuhnya tetap saja manusia dengan salah satu jenis kelamin, bukan wanita kepria-priaan atau pria ke wanita-wanitaan.
WHY? Karena Allah sayang manusia. Dia buat kita hanya dengan dua saja jenis kelamin, untuk saling melengkapi. Bayangkan kalau memang ada tiga, Adam dengan Hawa bersama, lalu yang ketiga ngapaiinn???
Lain lagi, soal grup termarjinalkan yang katanya merupakan keberagaman. You know, misalkan kita ada bersepuluh, makan di meja makan yang sama. Lalu sembilan dari kita makan daging kambing panggang yang lezat, dan satu orang dari kita makan daging kambing setengah matang. Kita tahu ada dari komponen daging itu yang bisa merusak badannya. Kita tidak tega untuk kenyang dengan makan daging lezat sedangkan dia makan daging kurang matang. Ketika kita tawarkan daging kita, dia berdalih kalau dia lebih suka daging kurang matang. Bukan ingin merasa menang atas makanan kita yang lezat, tapi kita memiliki kasih sayang padanya, dan sangat ingin dia merasakan sama-sama lezatnya daging panggang.
Lalu apa kita biarkan? Tentu tidak. Apa islam menyuruh kita untuk mengucilkannya? TIDAK! Kita disuruh untuk mengajaknya ke jalan yang lebih baik.
Balik lagi ke permisalan soal daging panggang diatas. Misalkan orang itu keukeuh makan daging kurang matang, apa bisa kita memaksanya untuk tidak makan? Tidak bisa… Jika orang itu sendiri sudah sulit dimasukkan hidayah, maka apalagi yang bisa kita lakukan?
Setidaknya hingga sekarang, kita harus tau mana daging panggang yang matang dan tidk di meja makan kita. Mana yang berbahaya atau tidak bagi tubuh kita. Mana yang benar atau tidak didepan kita.
Bagaimana cara tahu hal itu benar atau tidak? Terlalu banyak hal abu-abu dimata kita. Kebenaran hanya ada satu, dan Allah yang tahu, tapi kita bukannya menerima semua dengan tangan yang terbuka. Usaha kita mengukur mana benar atau tidak sesuatu itu menurut ukuran Allah. Darimana rujukannya? Al-Qur’an. Hadits. Jelas.
Karena bahaya sekali jika kita menganggap hal itu benar atau tidak tanpa rujukan Al-Qur’an. Datangnya bukan dari Allah. Apa yang ditahu manusia? Mengingat masa kecilnya saja tidak bisa. Apalagi membenarkan suatu perkara yang riskan tanpa dasar?
Apa permisalan hal-hal yang di benarkan dalam mata manusia? LGBT, Ragam agama, dan lainnya yang membuat dunia ini semakin hancur. Mau memusnahkan manusia hingga melegalkan LGBT? Mau membiarkan dunia dengan bermacam-macam kepercayaan baru yang bisa menarik orang-orang ke dalam syirik dan menyekutukan Allah?
Sadar gak? Cuman percaya doang, cuman berpihak doang, hal-hal itu malah menjerumuskan kita ke gerbang pintu neraka. Naudzubillah min dzalik.
Apa yang jadi ketentuan Allah, ya ikuti. itu yang terbaik. Membangkang dan menggunakan otak yang terbatas ini untuk menyuarakan hal-hal yang sebaliknya?
Ya Rabb, yang maha membolak balikkan hati… pertahankan hati kami dalam agamaMu, agama Islam, dan dalam ketaatan kepadamu.
Aamiin…