Dunia bagi orang-orang seperti kita…
Aku tidak tahu kamu masuk ke bagian mana ketika kamu membaca tulisan ini. Karena ada kalanya kehidupan sosial membagi orang-orang dengan label yang tidak sengaja tertempel didepan dahi. Si pintar, si nakal, si friendly, si main circle, si alim, si aktif, dll… entahlah… karena mungkin sekarang juga aku akan membuat segmentasi tersebut, ingin berbagi dengan orang-orang yang menurutku juga merasakan hal yang sama sepertiku. Tapi siapapun kamu yang merasakan hal yang sama sepertiku, aku cuman pengen bilang… kamu gak sendirian…
Hhh… Tim Urban pernah bilang kalau zaman dulu, ingin diterima di suatu kubu tertentu adalah alamiah manusia untuk bertahan hidup. Karena manusia tidak bisa memenuhi kehidupannya sendiri. Dan diterima di suatu suku adat adalah cara untuk memenuhi kebutuhannya. Aku mengerti bagaimana orang-orang bisa begitu kuatnya ingin diterima di suatu lingkaran tertentu. Tapi, masalahnya, kita bukan berada di zaman batu, kita sudah ada di zaman modern. Cara untuk bertahan hidup pun tidak sama seperti itu.
Bertemu orang lain adalah hal yang luar biasa. Itu yang kurasakan ketika pandemi hampir mau selesai. Jiwa sosialku naik, rasa penasaranku meninggi. Berharap kita punya tempat disitu. Diantara orang-orang yang menerima kita. Semua orang akan nyaman bersama orang yang menerimanya. Saat bumi menyediakan ruang, keberadaan orang-orang harus menyediakan hati. Namun saat ruang terisi dan hati tak menyambut, kita tak ada disana. Kita tak bisa disana.
Ini peraturan yang sederhana. Tak semua orang sama seperti kita, dan setiap orang akan mendekati orang yang kira-kira mirip dengannya, dari hobi ataupun dari kebiasaan. Artinya, tidak semua orang haruslah menjadi dekat dengan kita. Terkadang, mereka hanya tidak tahu kita. Itu saja.
Tidak ada yang salah jika kamu berbeda dengan yang lain. Dan tidak salah jika yang benar-benar tulus padamu hanya segelintir orang. Barangkali memang orang-orang didekatmu tidak sama sepertimu. Barangkali karena mereka belum bisa mengetahui siapa dirimu. Tidak usah sedih.
Dunia bagi orang-orang seperti kita tidak selalu memberikan lingkungan yang kita inginkan. Dunia bagi orang-orang seperti kita adalah warna yang bertabrakan dan sulit kita warnai seluruhnya. Dunia bagi orang-orang seperti kita adalah syukur dalam semua keadaan.
Dunia bagi orang-orang seperti kita adalah kesementaraan. Tak ada yang harus terlalu diperjuangkan di dunia ini, kecuali dari bagaimana kita mendapat ridho Allah dengan cara yang Ia sukai.