Hidupku adalah benang yang diuntai
Dari lagu-lagu tak berlirik
dari suara tanpa gaung
dan harapan yang tak minta dipeluk.
Maka banyak senyum yang kuhitung
Membalikkan jumlah sedih yang kugantung
Dan jika hidup ini kuartikan sebagai mayat yang berjalan
Barangkali disisi Allah, aku hanya makhluk kecil yang perlu diperhatikan
Hari-hari tidak begitu sulit
Tapi juga tidak mudah…
Semua orang semakin berjalan jauh
Dan hakikatnya hanya aku dan diriku
Sendiri memeluk bayangan
Kalau kau temukan jiwaku
Di pucuk mentari sore dibawah pohon rindang
Ia mungkin bingung untuk bertanya padamu
Apa masih ada tempat untuk dia didunia ini?
Jika kau temukan tanganku terlalu pendek
Aku minta maaf
Aku ingin menggapai anganmu
Namun itu diluar jangkauanku.
Jika kau temukan kakiku terlalu berlemak
Yang mudah lelah untuk diajak mendaki
Aku minta maaf
Aku tidak tahu dia akan sebesar ini
Tiap pagi aku harap dia mengecil demi senti
Bodoh bukan?
Aku bertanya dan terus bertanya
Semakin banyak pertanyaanku
Semakin koyak langit dimataku
Dinding rumahku serasa semakin tebal
Dan dibalik itu dunia semakin kehilangan harapan.
Esok dan seterusnya mungkin sulit
Tak sesulit yang kau kira
Tapi aku, hanya bersalaman dengan takdir
Dan aku tidak perlu mengemis waktu
Biarkan semuanya berjalan
Hingga benderanglah titik terangnya.