Tentang Usaha dan Rezeki

Intan Sofia Rahmah
2 min readSep 14, 2021

--

Mengingat hidup adalah sesuatu yang abstrak dan tidak bisa diperkirakan, nampaknya sungguh besar kepala sekali manusia untuk berambisi menjadi kaya tapi tidak meminta pada Yang Mempunyai Kekayaan. Pasalnya kita sering percaya kalau berusaha sama dengan mengejar rezeki, padahal rezeki itu diberi, tidak pasti sebesar usaha kita.

Kita pakai kata rezeki untuk segala keuntungan kita hidup di dunia. Bukan hanya soal perduitan atau istri baru misalnya. Ketenangan saja bisa kita sebut rezeki. Rezeki itu, bisa dibilang, datangnya abstrak. Dari Allah, suka-suka Allah. Tapi yang jelas, kita semua pasti diberi rezeki oleh Allah.

Saat kita tahu ketika rezeki dan usaha sebenarnya dua hal yang berbeda, kita mestinya tidak menjadi peramal untuk hasil yang akan didapat. Kadang kalau kita sudutkan hal ini menjadi pekerjaan, pekerjaan yang benar-benar dilakukan untuk mendapat cuan besar mungkin bisa berakhir tidak menyenangkan. Atau mungkin sebaliknya. Jadi bagaimana harusnya kita ketika melakukan sebuah usaha? Kerjakan sebaik-baiknya. Soal rezeki, itu Allah yang ngatur.

Mungkin ini sama halnya dengan kemalasan seorang pencari kerja atau orang-orang yang ingin dapat uang tapi tidak mau menempuh cara susah. Karena motivasi soal duit dan duit, kebanyakan masih tidak mau bekerja keras untuk hal yang duitnya sedikit. Kadang esensi dalam kerja sendiri sebenarnya bukan soal gaji. Tapi bagaimana hasil yang kita lakukan dapat dinilai dengan baik.

Maka tolong jangan jadi pemalas hanya karena kita belum bisa menjadi pro dalam pekerjaan. Kerjakan sebaik mungkin tanpa lihat balasan di akhir. In syaa Allah kualitas kita nggak bisa bohong, bisa menjadi jalan untuk membuka pintu rezeki kita semakin lebar. Justru yang menghambat pintu itu terbuka barangkali kemalasan kita yang menjadi-jadi. Pengennya instan, tapi nyatanya jalan stagnan.

Ya itulah manusia. Rumusnya, berusaha dan berdoa. Bukan berusaha lalu berprasangka.

--

--

No responses yet